Aku melihat
sebuah rumah. Megah. Mewah
Aku terperangah dan sambil menelaah
Ingin
rasanya mengetuk dan bertemu pemilik rumah
Penasaran
yang sebesar ini? Aku belum pernah!
Esok harinya
aku melewati rumah yang sama
Pintunya
mulai terbuka
Dan aku
melihat pemiliknya
Dia membalas
tatapanku, aku tak menyangka
Sebuah langkah
besar yang tak pernah kuduga
Karena kami
bertegur sapa
Hari ketiga.
Kembali ke rumah itu
Bukan aku
yang mau
Hanya saja,
kakiku yang selalu membawaku
Lagi-lagi,
rumah itu yang dituju
Dia berada di
beranda, persis di depan ruang tamu
Kehadiranku
telah disadarinya
Tetapi ada yang
berbeda
Senyumnya
tak sehangat hari sebelumnya
Aku sedikit
kecewa
Tidak lama,
sebuah mobil memasuki halaman rumahnya
Terparkir dengan
begitu cantiknya
Sepasang
kaki keluar dari mobil diikuti dengan anggota tubuh yang lainnya
Cantik. Dia
wanita yang cantik. Senyumnya menarik
Kakiku
perlahan bergerak mundur
Seperti
menyerah di medan tempur
Seketika
hatiku hancur, lebur seperti bubur
Ingin
rasanya aku kabur
Hari
keempat. Rasa ini semakin merapat
Solid. Seperti
benda padat
Sepertinya
sulit untuk memecahnya menjadi atom
Layaknya
sebuah perekat yang mebuatnya semakin erat
Tidak bisa
diterima logika
Seperti ada
yang memaksa
Memaksa aku
untuk kembali ke sana
Dan payahnya
aku pun tak kuasa
Di jalan ini
Tubuh ini
tegak berdiri
Tepat di
depan rumah
Yang sejak
awal aku kagumi
Dia melihat
ke arahku
Berlari dan
segera menghampiriku
Aku
digiringnya
Memasuki
rumah yang didamba siapapun yang melihatnya
Wanita
cantik layaknya seorang puteri
Dapat
dipastikan tidak akan kembali
Untuk sebuah
alasan yang tidak pernah aku mengerti
Akankah ini
terlalu dini?
Sebuah
pertanyaan yang mengelilingi
Tapi aku tak
peduli
Aku merasa
telah mendapatkan apa yang aku ingini
Berhari-hari
aku lalui tanpa absen berkunjung ke sana
Tak ada
perasaan canggung dan aku mulai terbiasa
Tiada yang bisa menandingi loyalitasku terhadapnya
Sampai
akhirnya waktu membawa keadaan yang berbeda
Antiklimaks.
Semuanya perlahan berubah
Seperti
seorang penjahat
Yang membuka
identitasnya dengan melepas jubah
Dia
memperlakukanku dengan sangat gegabah
Aku sakit
dibuatnya
Sikapnya,
tingkah lakunya, perilakunya
Membuat aku
terpuruk sejadi-jadinya
Aku dilarang
berkunjung
Sepertinya
ini adalah sebuah ujung
Aku murung dan
semua rasa harus ku kurung
Tanpa alasan
yang pasti
Dia
meninggalkan aku sendiri
Setelah aku
sadari
Dia telah menemukan
level yang lebih tinggi
Baiklah. Aku
menyerah
Aku akan
pulang
Berpulang
pada orang-orang
Yang tak
pernah berhenti untuk menyayang
- seseorang mencurahkan, aku mendengarkan -
No comments:
Post a Comment